Viral !!! Pemuda RI Asal Kandangan Kalsel jadi Imam Masjidil Haram Makkah

Print Friendly, PDF & Email

SUAKA – JAKARTA. Ramai beredar lewat aplikasi WhatsApp soal pemuda Indonesia yang disebut menjadi imam Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi. Disebutkan pemuda bernama ‘Ashal Yantu bin Jumri Bakri Al-Banjari itu telah lolos standar uji kompetensi.

“Sebenarnya itu bukan imam Masjidil Haram. Jadi dia selama ini menjadi imam di masjid Birrul Walidain di kawasan Zaidi, Makkah,” kata Kabiro Humas Kementerian Agama Mastuki saat dihubungi oleh wartawan, Sabtu (9/6/2018).

Mastuki mendapatkan informasi ‘Ashal memang dijadikan anak angkat atau murid salah satu imam Masjidil Haram Syekh Dr Hasan Bukhori. ‘Ashal, yang lahir di Arab Saudi, sudah hafal Al-Qur’an sejak usia 15 tahun.

“Kalau dilihat videonya, kental sekali logatnya khas Arab dan umur 15 tahun sudah hafal Al-Qur’an. Dia lahir di sana, besar di sana, kemudian mendapatkan bimbingan beberapa syekh di Makkah, dan karena suaranya merdu beberapa kali mendapatkan kesempatan tampil di haflah-haflah, lomba-lomba,” ujarnya.

Dia mengatakan banyak model uji kompetensi semacam ini di Makkah. Masjid-masjid di sana memang kerap menggelar uji kompetensi. Kegiatan yang diikuti ‘Ashal cukup bergengsi karena dihadiri penguji yang salah satunya merupakan imam Masjidil Haram. Mastuki melihat potensi ‘Ashal yang nantinya bisa saja menjadi imam Masjidil Haram.

Baca Juga:  Camat Satui Sampaikan Terimakasih Kepada PT. PLN (Persero)

“Itu standar luar biasa tinggi dan melalui tahapan. Kalau dilihat umurnya ‘Ashal ini kan baru berumur 21 tahun, ya itu potensi yang sangat besar,” tuturnya.

Mastuki mengatakan ‘Ashal berasal dari komunitas suku Banjar yang bermukim di kawasan Zaidi, Makkah, Arab Saudi. Namun diketahui demikian, ‘Ashal masih berkewarganegaraan Indonesia.

Dia mengatakan komunitas Banjar memang sangat dihormati orang Makkah. Banyak anak-anak komunitas Banjar yang lahir dan besar di sana. Hingga akhirnya mereka banyak yang menjadi imam masjid, pemberi fatwa (mufti), guru-guru, dan yang lainnya.

“Kalau dari Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, itu memang ada perkampungan sendiri dan sangat dihormati orang-orang Makkah. Karena komunitas Banjar itu sangat dikenal. Seperti Syeh Arsyad Al-Banjari, Syekh Nafis Al-Banjari besar di Makkah pada saat itu,” ucap dia.

Mastuki menambahkan, Selain suku Banjar, di Saudi Arabia banyak juga komunitas suku lain dari Indonesia yang bermukim di sana. Beberapa di antaranya yakni suku Jawa (Al-Jawi), Banten (Al-Bantani), Mandailing (Al-Mandali), Padang (Al-Padangi), Bima (Al-Bima), dan lainnya.

Baca Juga:  BANDARA UDARA GT. SYAMSIR ALAM KOTABARU TINGKATKAN KESELAMATAN PENERBANGAN

“Dan sudah ada presidennya orang Indonesia mengakui Makkah. Itu sangat wajar karena kita punya tradisi di situ baik sebagai imam, mufti, guru,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, jelas Mastuki ada tiga orang yang pernah menjadi imam di masjid yang jadi pusat ibadah umat Islam ini. Mereka ialah Syekh Junaid Al-Batawi, Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi Al-Bantani, dan Syikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. (TIM)





Tinggalkan Balasan

Scroll to Top